welcome to class muslim

Alhamdulillah...terpanjat bagi Allah SWT, yang selalu memberikan pengalaman hidup yang indah...
semoga itu juga terjadi padamu

Alhamdulillah...kata terindah bagi tiap hamba yang menyadari betapa besarnya karunia Allah padanya...
semoga itu juga yang kau katakan

Alhamdulillah...karena hingga sekarang kita masih diberi kesempatan oleh-Nya menikmati indahnya pengalaman yang direncanakan oleh-Nya

So..selamat menikmati hidup dengan segala amalan yang dapat kita persembahkan untuk-Nya
keep u'r smile to see u'r world

Sabtu, Mei 03, 2008

Membalas Cinta Rasul

Ust. Abu Syauqi, Lc

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Saw.itu suri teladan yang baik
bagimu." (QS.Al Ahzab:21)

KETIKA denyut dan nafas akhir kehidupan Rasulullah Saw. segera menghampirinya,
seraya ditemani putri tercintanya, Fatimah, satu kata terucap dari bibir beliau,
"Ummatii...ummatii.." Sebuah ungkapan kerinduan dan kecintaan yang teramat indah
kepada umatnya.

Sejak saat itu, dunia kehilangan manusia terbaik sepanjang sejarah peradaban.
Kelam pun menyelimuti seluruh langit. Beliau mengucapkan selamat tinggal
sekaligus selamat datang pada generasi yang akan mengikuti millah-nya.
Perwujudan kecintaan yang begitu dalam dan tidak akan lekang hingga akhir zaman.

Dalam doa-doa di keheningan malam, Rasulullah Saw. selalu bermunajat kepada
Allah Swt. tentang kerisauan terhadap keadaan umatnya. Dengan rasa takut dan
harap, beliau selalu berdoa agar umatnya senantiasa berada di jalan yang
diridhai Allah. Beliau tidak rela bila melihat umatnya ada dalam genggaman
setan. Pengharapan yang begitu tulus dan ikhlas dari sang panutan.

Rasulullah Saw., dengan segenap cinta, pengharapan dan kerisauannya, telah
memberikan sinyal kepada kita bahwa umatnyalah yang selalu ia pikirkan setiap hari.

Lantas, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga selalu memikirkan dan meneladani
Rasulullah Saw. dalam keseharian kita? Sudahkah kita merasakan pengaruh cinta
Rasulullah Saw. dalam jiwa kita? Pertanyaan itu akan segera terjawab ketika
mengukur kualitas akhlak dan kepribadian kita, serta sejauh mana kita mengenal
Rasulullah Saw.

Sebagai umat Muhammad, meskipun hidup di zaman yang terentang sekian ratus tahun
dari zaman kehidupannya, sepantasnya jika kita me-review kembali seberapa besar
keberadaan Rasulullah Saw.di hati kita. Bagaimanapun, sudah seharusnya kita
membalas cinta Rasulullah Saw. dengan segala upaya dan kesungguhan dengan
menjadikan beliau sebagai suri teladan dan idola sepanjang zaman.

Akhlak Rasulullah Saw. baik kepada anak-anak, pemuda, orang tua dan wanita.
Semua terbingkai begitu mempesona. Bahkan beliau tetap santun meskipun dengan
orang yang memusuhinya, seperti kisah orang kafir di Thaif yang melempar beliau
dengan batu dan kotoran.

Beliau sama sekali tidak marah, malah mendoakan dengan tulus agar dia lekas
diberi hidayah. Atas nama cinta, beliau tidak meminta agar perlakuan orang kafir
tersebut diberi balasan yang setimpal. Aisyah, istri Rasulullah Saw. yang sering
ia sebut khumairah, menggambarkan akhlaknya itu sebagai Al-Quran berjalan.
Artinya, Akhlak Rasulullah Saw. adalah Al-Quran.

Anas ra. pernah menuturkan tentang kelembutan Rasulullah Saw, katanya, "Aku
tidak pernah menyentuh kain celupan atau sutra selembut telapak tangan
Rasulullah Saw. Aku telah berkhidmat kepada Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun
tetapi beliau tidak pernah sama sekali berkata "Ah" kepadaku. Juga tidak pernah
menegur terhadap apa yang aku lakukan dengan teguran "Kenapa engkau
melakukannya?" Juga tidak pernah menegur kenapa aku tidak melakukan sesuatu?"
Bila direnungi, semua perjalanan hidup yang ditempuh Rasulullah Saw, sebenarnya
adalah demi cintanya kepada kita sebagai umatnya. Bukan hanya memberikan
tuntunan bagi umatnya, tetapi juga memberikan seluruh cintanya.

Jadi, jika Allah menunjuk Rasulullah Saw. sebagai teladan terbaik manusia
sepanjang zaman, sebagai umatnya, masihkah kita berteladankan kehidupan
Rasulullah Saw? Akankah seluruh rasa cinta Rasulullah Saw. kepada umatnya kita
balas dengan tidak sedikit pun mengambil kehidupannya sebagai teladan kita?
Jawabannya ada pada hati kita semua. Wallahu'alam.

taken from oase newsletter

Tidak ada komentar: